Aku ingin mengingatmu tanpa tangis, tanpa sakit dan tanpa kesedihan. Tapi, semakin lama .... suaramu sayup sayup menghening, Meninggalkan jejak air mata di tiap malam sebelum mata terlelah untuk terpejam . Terlalu terbiasa dendang suaramu mengiringi lelapku di tiap malam . Menemani tidak dengan raga, Tapi dengan hati yang telah kau titipkan padaku
Mengapa harus pergi, sedangkan hatimu masih tertinggal disini ... ; bawa saja kembali, jika memang tak bisa untuk menetap ... ; bawa saja kembali
Sebabku yang memang kukuh dengan perbedaan antara kita
Membiarkan keraguan menjadi ketidakpastian, tapi
Sebabmu juga yang membiarkan perbedaan itu tetap ada menjadi jurang yang terpisahkan antara kau dan aku ... tanpa kulihat langkahmu pasti menghilangkan ragu yang sedari awal membayangi
Mengapa harus pergi, sedangkan tulisan tulisanmu masih terpahat diseluruh jiwaku ... ; jika kau tak ingat, 1000 puisi telah kau janjikan padaku ... dan belum genap kau penuhi ... namun suaramu sayup sayup menghening
Mengapa harus pergi, padahal bebintangpun belun kaujarah dan kau taburkan di depan langkah kakimu menuju hatiku
Mengapa harus pergi, jika kau selalu berkata tak ingin pergi dan selalu ada di sampingku, walau raga tak sekalipun pernah bertemu
Mengapa harus pergi , ketika belum tercipta kesempatan aku dan kamu bertemu memastikan nyata bukan semu
Mengapa harus pergi, bila belum kaupastikan mimpi mimpi mu berbagi dengan mimpi mimpi ku
Mengapa harus pergi, tanpa kau mengatakan satukata pun
Menyisakan selalu tanya yang selalu kudapat dalam masa hidupku mengenalmu
Selalu tanya ... dan akupun mulai muak dengan segala tanya yang tak terjawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar