Puisi dalam kalimat
….. I told it so, I don’t now if poem have a rule, so when I write a poem, I write it in a sentence ( whole sentence, sometimes) ….
I don’t now if people will look at my written is a poem or not, but I know for sure that I write it from the heart and it make me feel turn of the spirit of my life. And I enjoy it .… it’s a plesure ; so, I hope people (if they read it ΓΌ ) willl enjoy this sentence like I enjoy it .

Jumat, 24 Juli 2009

Pasir-pasir yang bernada

Pasir-pasir yang bernada

Kaki-kaki kecil berlarian
Mengejar deru-deru mobil angkutan
Tangan yang satu bergelantungan
Tangan yang lain memegang botol mineral bekas
Berisi pasir-pasir yang bernada
Satu pasang mata mengikuti
Beberapa pasang mata yang lain sibuk berceloteh
Satu pasang mata memandang ke jendela
Kemudian hilang tak berbekas
Pasir-pasir telah selesai memainkan nadanya
Tangan-tangan kecil mengulurkan tangannya
Tangan-tangan besar tak juga beranjak
Diam tak bergerak dan mematung
Tangan-tangan kecil tak kenal menyerah
Tetap, mengulurkan tangannya dengan kaku
Dengan pandangan mata tak bernada
Masih terdengar sayup-sayup
Pasir-pasir yang bernada itu bersuara
Namun, dengan pandangan mata tak bernada
Waktu diam, seakan terhentak
Namun, pasir-pasir yang bernada tersebut menyadarkannya
Dan waktu pun terus bergulir
Kaki-kaki kecil berloncatan
Dengan deru angkutan yang masih berjalan
Dan gemerincing suara koin
di plastik bekas bungkus permen
Cring … cring …cring …
Pasir-pasir pun ikut bernyanyi
dipandu tangan-tangan kecil
Srek … srek … srek …
Tapi, pandangan mata itu
Tetap saja tak bernada
Hanya memandang … Kosong

26 September 2005, Langit Bogor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar